Selasa, 06 Mei 2014

Bersepeda di Jepang


Bagi orang Jepang, sepeda adalah kendaraan yang sangat praktis, ramah lingkungan dan menyehatkan. Kalau jarak yang ditempuh tidak jauh, orang Jepang lebih memilih bersepeda atau jalan kaki daripada naik kendaraan lainnya. Anak sekolah, mahasiswa, orang kantoran, ibu rumah tangga, bahkan patroli polisi pun  bersepeda. Para ibu atau bapak mengantarkan buah hatinya ke sekolah dengan bersepeda. 

Banyak pula orang yang pulang-pergi kantor, memilih memakai sepeda menuju stasiun kereta. Mereka memilih menggunakan kereta daripada mobil pribadi karena kereta biasanya lebih tepat waktu. Karena jika berkendaraan mobil pribadi atau bus bisa terancam macet di jalan. 

Walaupun kereta juga sesekali macet karena ada orang bunuh diri yang nyemplung ke jalur rel kereta. Banyaknya orang yang memilih memakai kereta inilah yang menyebabkan daerah di sekitar stasiun biasanya sangat banyak sepeda yang diparkir, seperti yang saya lihat di depan stasiun Kita Urawa.

 sepeda ibu-ibu di Jepang dengan keranjang buat belanjaan/ bawaan dan boncenger buat anaknya.

Bersepeda di Jepang aman, selama kita tidak melanggar aturan, dan nyaman karena udaranya relatif bersih. Demi keamanan dan kenyamanan, di beberapa tempat ada terowongan melintas di atas atau di bawah rel kereta. Bahkan ada juga yang dilengkapi lift yang boleh dinaiki orang dan sepeda.

 Lift Sepeda, untuk turun/ naik ke terowongan jalur sepeda menyebrang di bawah rel kereta.


Walaupun jumlah pengendara sepeda di Jepang dari tahun ke tahun meningkat, namun tidak ada jalur khusus untuk sepeda. Pengendara sepeda biasanya berbagi tempat di trotoar dengan pejalan kaki. Untuk itu trotoar di Jepang dibuat tidak lebih tinggi dari jalan raya, hanya diberi pembatas besi atau marka. Terkadang juga pengendara sepeda lebih memilih melintas di pinggir jalan raya saat di trotoar ada banyak pejalan kaki. Mobil, truk, dan kendaraan umum seperti taksi dan bis kota selalu mendahulukan sepeda dan pejalan kaki.  

Mengingat banyaknya pengguna sepeda, maka di Jepang disediakan lahan parkir khusus sepeda. Biasanya dekat apartemen, supermarket atau stasiun kereta api. Untuk beberapa jam pertama sekitar 1-3 jam biasanya gratis, tapi bila lebih dari itu kita harus membayar sekitar 150-300 yen. Cara memarkir sepeda pun ada berbagai cara. Ada yang berdiri, ada yang bertingkat, dan lain-lain. Hal ini karena keterbatasan lahan parkir sepeda yang sangat sempit sehingga harus disiasati dengan pemanfaatan ruang se-efesien mungkin.

Untuk menghindari terjadinya kecelakaan bersepeda, pemerintah Jepang membuat peraturan sebagai berikut
1. Pakailah jalur di sebelah kiri.
2. Ikutilah petunjuk lampu lalu lintas (ada rambu dan lampu lalu lintas khusus untuk pejalan kaki dan sepeda).
3. Di persimpangan yang ada rambu harus berhenti sejenak, pejalan kaki dan sepeda juga harus berhenti.
4. Perhatikanlah keselamatan pejalan kaki kalau bersepeda di trotoar 
5. Tidak boleh mengendarai sepeda sambil memegang payung atau menggunakan handphone.
6. Ketika hari sudah gelap, nyalakanlah lampu sepeda (termasuk reflektor di belakang
sepeda juga harus ada).
7. Tidak boleh berboncengan. Perkecualian untuk memboncengkan anak usia di bawah enam tahun dan pakaikanlah helm bersepeda untuk anak-anak.
8. Daftarkan asuransi, untuk jaga-jaga seandainya terjadi kecelakaan.9. Setelah minum minuman keras dilarang mengendarai sepeda.
Namun sering terlihat ibu-ibu Jepang ada yang membawa dua anak sekaligus bersepeda, satu di boks belakang, satu lagi di boks depan. Ada juga yang bersepeda sambil ber-handphone ria. Juga ketika hari hujan, ada yang bersepeda dengan satu tangan membawa payung dan tangan satu lagi memegang stang. Sebaiknya demi keamanan dan kenyamanan, pemerintah Jepang perlu memperketat kembali peraturan bersepeda, seperti tidak boleh membonceng anak lebih dari satu, berhandphone, berpayung, membonceng teman, dan anak harus memakai helm. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar