Senin, 10 Maret 2014

Kebiasaan Orang Jepang yang Tidak Suka Bersalaman

Di indonesia mayoritas penduduk beragama islam itu sebabnya, sapaan seperti "asallamuallaikum" sudah tidak asing lagi di dengar, Selain mengucapkan salam jabatan tangan kerap dilakukan juga. Dengan kebiasan seperti itu biasanya orang-orang bisa memberikan respond yang baik, karena kebiasaan seperti itu di anggap sopan, apalagi dengan orang yang baru kita kenal.

Lain negara, lain agama, lain juga kebiasaan, ketika saya sedang membaca salah satu blog di google, mecari kebiasaan orang di negara lain, ternyata saya menemukan sesuatu yang beda, dengan kebiasaan di negara saya. Disitu di tulis tentang orang Jepang yang tidak biasa bersalaman.
Jika kita mengajak berkenalan dengan berjabat tangan, orang jepang kebanyakan akan menganggukan kepala, sebagai penolakan, dan mengganntinya dengan cara membungkukan badan.
Yah di Jepang , bukan menggunakan jabatan tangan untuk menghormati lawan biacara kita, tapi mereka membungkukan badan untuk memberi hormat kepada lawan biacaranya, termasuk jika kita baru berkenalan.
mungkin ini memang sudah menjadi tradisi mereka. Sama halnya dengan tradisi jabatan tangan di negara kita.

Dari bungkukan badan bisa di nilai, tergantung tinggi rendahnya. seperti kepada orang yang lebih tua atau pimpinan di perusahaan biasanya lebih menunduk dari pada saat bertemu dengan teman sebaya.
pada saat mengucapkan terimakasih pun sama halnya. bisa di lihat seberapa besar rasa terimakasihnya dari bungkukan atau anggukan kepala.



Sumber : 

https://www.google.com/search?q=membungkukan+badan+ala+orang+jepang&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TmQdU_DJHoeyiQfyyoDwCw&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih=600#facrc=_&imgrc=34SYOAaM_gm-OM%253A%3Bxxeq_u92faX-OM%3Bhttp%253A%252F%252F4.bp.blogspot.com%252F-O6YJuuE5IIM%252FUMlq_TK3-HI%252FAAAAAAAAALk%252Fg3Lr7Vhfu8g%252Fs1600%252Fojigi.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Ftheteenagersss.blogspot.com%252F2012%252F12%252Fbudaya-membungkukan-badan-di-jepang.html%3B319%3B320

http://terselubung.in/gaya-hidup/9-kebiasaan-orang-orang-jepang.html


Minggu, 09 Maret 2014

Kebudayaan Jepang Upacara Minum Teh (Chanoyu)

Arti kata Chanoyu sebenarnya adalah “air panas untuk teh”. Namun kemudian berkembang lebih luas menjadi upacara minum teh dalam tradisi Jepang, yang sangat dipengaruhi oleh Buddha Zen Itulah sebabnya, dalam chanoyu setiap peserta diharapkan mengalami ketenangan. Karena chanoyu sendiri dianggap sebagai bagian dari meditasi untuk mendapatkan keseimbangan jiwa [ketenangan diri]

Baik sang tuan rumah chanoyu ataupun sang tamu saling berbagi perasaan akan kebersamaan selama chanoyu ini berlangsung.Upacara minum teh atau chanoyu ini disempurnakan oleh Rikyu Sen pada Periode Azuchi Momoyama (1573-1603).

Dalam Chanoyu, teh dibuat dengan mencampurkan bubuk daun teh dengan air panas di dalam chawan (mangkuk gelas).Teh diaduk dengan menggunakan semacam pengocok yang terbuat dari bambu yang disebut chasen hingga berbusa lalu diminum.Dalam Chanoyu, teh dibuat dengan mencampurkan bubuk daun teh dengan air panas di dalam chawan (mangkuk gelas).Teh diaduk dengan menggunakan semacam pengocok yang terbuat dari bambu yang disebut chasen hingga berbusa lalu diminum.Tidak sembarangan orang dapat mempraktikkan chanoyu secara benar dan terdapat kursus khusus untuk mempelajari chanoyu.


Bahkan untuk menjadi master, konon katanya memerlukan waktu bertahun-tahun dalam pembelajarannya.Jadi dapat dikatakan chanoyu merupakan budaya Jepang kelas tinggi.Chanoyu adalah seni.


Hal ini dapat kita lihat dari kesenian keramik pada peralatan yang digunakan dalam chanoyu yang meliputi perabotan makanan dan minuman.Dapat pula dilihat seni arsitektur dalam penataan tanaman dan ruangan yang dipakai untuk menggelar upacara minum teh..


Chanoyu mencerminkan kepribadi
an dan pengetahuan sang tuan rumah yang mencakup tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacaraminum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu).

Chanoyu adalah seni.Hal ini dapat kita lihat dari kesenian keramik pada peralatan yang digunakan dalam chanoyu yang meliputi perabotan makanan dan minuman.Dapat pula dilihat seni arsitektur dalam penataan tanaman dan ruangan yang dipakai untuk menggelar upacara minum teh..

Chanoyu mencerminkan kepribadian dan pengetahuan sang tuan rumah yang mencakup tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacaraminum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu).


Pada awalnya pula chanoyu dilaksanakan oleh pendeta Buddha untuk pelatihan meditasi, karena itu suasana dalam upacara minum teh benar-benar tenang tanpa iringan musik, hanya suara alam seperti dedaunan yang bergemerisik tertiup angin.Selain itu ada pula pengaruh positif chanoyu dalam kehidupan karena dari setiap gerak gerik chanoyu mengajarkan kebaikan dan penuh dengan kesederhanaan, tidak ada kemewahan dalam hidup dan tidak ada perbedaan kelas atau status sosial.Karena itu orang yang mendalami chanoyu akan menerapkan kesederhanaan dalam kehidupannya, bahkan akan menemukan titik terang dimana segala kegiatan yang kita lakukan akan sempurna karena ketelitian yang ada pada chanoyu.


Chanoyu juga merupakan sarana kita mengapresiasikan rasa terima kasih kita terhadap segala yang ada di bumi.Dilihat dari proses meminum teh yang lama, mangkuk diputar terlebih dahulu, tidak ada yang boleh berbicara, dan upacara ini memakan waktu berjam-jam dengan tujuan menghargai teh yang disajikan.Maksud dari hal tersebut adalah "hargailah sesuatu yang sederhana, serta jangan menyepelekan hal-hal kecil".


Selain itu ada pula pengaruh positif chanoyu dalam kehidupan karena dari setiap gerak gerik chanoyu mengajarkan kebaikan dan penuh dengan kesederhanaan, tidak ada kemewahan dalam hidup dan tidak ada perbedaan kelas atau status sosial.Karena itu orang yang mendalami chanoyu akan menerapkan kesederhanaan dalam kehidupannya, bahkan akan menemukan titik terang dimana segala kegiatan yang kita lakukan akan sempurna karena ketelitian yang ada pada chanoyu.


Chanoyu juga merupakan sarana kita mengapresiasikan rasa terima kasih kita terhadap segala yang ada di bumi.Dilihat dari proses meminum teh yang lama, mangkuk diputar terlebih dahulu, tidak ada yang boleh berbicara, dan upacara ini memakan waktu berjam-jam dengan tujuan menghargai teh yang disajikan.Maksud dari hal tersebut adalah "hargailah sesuatu yang sederhana, serta jangan menyepelekan hal-hal kecil".


Chanoyu juga merupakan sarana kita mengapresiasikan rasa terima kasih kita terhadap segala yang ada di bumi.Dilihat dari proses meminum teh yang lama, mangkuk diputar terlebih dahulu, tidak ada yang boleh berbicara, dan upacara ini memakan waktu berjam-jam dengan tujuan menghargai teh yang disajikan.Maksud dari hal tersebut adalah "hargailah sesuatu yang sederhana, serta jangan menyepelekan hal-hal kecil".



Chanoyu atau sado adalah upacara minum teh tradisional Jepang yang menerapkan peraturan dan etiket dalam praktiknya.
Chanoyu bukan hanya sekedar acara berkumpul untuk minum teh, tetapi merupakan budaya tradisional yang memiliki citarasa seni tinggi.
Sang tamu harus memperhatikan segala langkah persiapan dalam chanoyu yang dilakukan oleh sang tuan rumah dalam suasana khidmat.





Link Undang-Undang ITE

Berikut saya lampirkan Link UU ITE, silahkan mengklik untuk membacanya
http://folder.idsirtii.or.id/pdf/uu-ite-11-2008.pdf